Loading...

Bangun Pertanian di Maluku, Butuh Pendekatan Gugus Pulau

AMBON, Malukuchannel.com - Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan dengan luas daratan hanya mencapai 7,6 persen pada 1340 buah pulau, sehingga upaya membangun pertanian di daerah ini membutuhkan pendekatan Gugus Pulau, dengan mempertimbangkan kesamaan dalam kondisi bio fisik lahan, sosial budaya dan kesamaan dalam orientasi pembangunan.

Perlu dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh agar keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi seperti kemiskinan sebesar 18,45 persen (nasional 10,64 persen), karena sebagia besar masyarakat Maluku hidup di pedesaan dan menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.

Demikian paparan materi oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Ir. Diana Padang, M.Si pada acara Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Pertanian Tahun 2018, bertempat di Amans Hotel, Senin (26/02/2018).

Menurut Padang, dalam RPJMD 2014-2019, provinsi Maluku ditargetkan harus mencapai swasembada pangan strategis beras sebesar 100 persen pada tahun 2019. Hal ini cukup beralasan karena separuh belanja makanan dari seluruh Rumah Tangga di Maluku (53 persen) adalah untuk membeli beras.

Hal ini dinilai tinggi jika dibandingkan dengan bahan makanan lainnya seperti ikan (41 persen), sayuran (26 persen) umbian (14 persen). Pada sisi lain, penyebab kemiskinan dari golongan makanan sebesar 27,3 persen disumbag oleh komoditi beras baik untuk daerah perkotaan maupun perdesaan.

"Swasembada memang terdengar berat bagi kita semua, namun akan tercapai apabila dilakukan dengan strategi yang tepat serta didukung dengan komitmen yang tinggi dari semua pihak baik petani maupun seluruh stakeholder,"pintanya.

Dikatakan, produksi beras pada tahun 2014 dan 2015 meningkat baik dari sisi produksi maupun produktivitas. Namun pada tahun 2016 dan 2017 mengalami penurunan. Berdasarkan Angka BPS Maluku, produksi padi di Maluku tahun 2015 mencapai 110.062 Ton GKG atau setara dengan 66.037 Ton beras.

Jumlah ini sudah mampu memenuhi 52.4 persen atau 7,4 persen lebih dari yang ditargetkan di RPJMD pada tahun 2015 yaitu sebesar 45 persen. Namun, pencapaian ini mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu produksi gabah kering giling (GKG)) hanya mencapai 99.088 Ton dan tahun 2017 hanya 117.766 Ton.

Dengan angka konsumsi mencapai 74,7 kg/kap/tahun dan faktor konversi 60 persen maka produksi beras dalam daerah belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Maluku. Di sisi lain, pada tahun 2017 hanya mencapai 53,3 persen dari target swasembada pada tahun yang sama 65 persen.

Rendahnya produksi turut disebabkan oleh adanya fakta bahwa semua lahan yang telah dicetak belum ditanami secara optimal. Sebagai contoh, kabupaten Buru dengan Luas Baku Lahan tahun 2016 sebesar 7.532 Ha, ternyata yang baru tertanam hanya 4.966 Ha (66 persen) dengan rincian IP 200 : 4821 Ha, IP 100 : 175 Ha yang belum ditanam 2477 Ha. (MC)
Daerah 3970451712505095160

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

IKLAN

ORGANISASI PROFESI

TRENDING TOPIC