ASDP: Aktifitas Pelabuhan Penyebrangan Hunimua-Waipirit Kembali Normal
https://www.malukuchannelonline.com/2019/09/asdp-aktifitas-pelabuhan-penyebrangan.html
AMBON, Malukuchannel.com - Pimpinan ASDP Cabang Ambon Eddy Hermawan mengatakan, aktivitas di pelabuhan penyeberangan Hunimua Desa Liang menuju pelabuhan Waipirit Desa Kairatu kembali normal, setelah tidak beroperasi pada, Kamis (26/09/2019) akibat gempa bumi berkekuatan 6,8 SR yang mengguncang pulau Ambon dan sekitarnya.
"Sesuai hasil evaluasi yang kami lakukan di lapangan pada sejumlah pelabuhan penyeberangan di daerah ini seusai gempa tidak ada masalah, kecuali pelabuhan penyeberangan Waipirit menuju pelabuhan Hunimua Desa Liang yang mengalami keretakan pada beberapa bagian," ujarnya di Ambon, Jumat (27/09/2019).
Dia mengungkapkan, di pelabuhan Waipirit terjadi retakan antara sambungan dari jalan ke arah dermaga, dimana terjadi penurunan sekitar 15 hingga 20 sentimeter, dan terjadi pecahan dengan lebar sekitar satu meter.
Situasi dan kondisi itu memang berdampak pada aktivitas bongkar muat kapal feri, namun sudah diperbaiki untuk sementara waktu agar pelayaran kembali berjalan normal.
"Semua itu sudah kami laporkan kepada Direksi maupun instansi terkait, dalam hal ini Dinas Perhubungan," kata Hermawan.
Pada prinsipnya, kata dia, tidak ada kendala berarti, sehingga hari ini (Jumat) sudah disiapkan dua kapal feri yakni KMP Rokatenda dan KMP Inalika, keduanya sudah beroperasi sejak pagi pukul 09.00.
Edy juga mengatakan, pada Kamis tidak bisa beroperasi karena, selain terjadi gempa, 80 persen anak buah kapal (ABK) kapal feri yang beroperasi di jalur Hunimua-Waipirit bertempat tinggal di Kota Ambon.
Karena terjadi gempa-gempa susulan, mereka khawatir pada sanak keluarga sehingga meminta ijin turun (tidak bertugas sementara). (MCteam)
"Sesuai hasil evaluasi yang kami lakukan di lapangan pada sejumlah pelabuhan penyeberangan di daerah ini seusai gempa tidak ada masalah, kecuali pelabuhan penyeberangan Waipirit menuju pelabuhan Hunimua Desa Liang yang mengalami keretakan pada beberapa bagian," ujarnya di Ambon, Jumat (27/09/2019).
Dia mengungkapkan, di pelabuhan Waipirit terjadi retakan antara sambungan dari jalan ke arah dermaga, dimana terjadi penurunan sekitar 15 hingga 20 sentimeter, dan terjadi pecahan dengan lebar sekitar satu meter.
Situasi dan kondisi itu memang berdampak pada aktivitas bongkar muat kapal feri, namun sudah diperbaiki untuk sementara waktu agar pelayaran kembali berjalan normal.
"Semua itu sudah kami laporkan kepada Direksi maupun instansi terkait, dalam hal ini Dinas Perhubungan," kata Hermawan.
Pada prinsipnya, kata dia, tidak ada kendala berarti, sehingga hari ini (Jumat) sudah disiapkan dua kapal feri yakni KMP Rokatenda dan KMP Inalika, keduanya sudah beroperasi sejak pagi pukul 09.00.
Edy juga mengatakan, pada Kamis tidak bisa beroperasi karena, selain terjadi gempa, 80 persen anak buah kapal (ABK) kapal feri yang beroperasi di jalur Hunimua-Waipirit bertempat tinggal di Kota Ambon.
Karena terjadi gempa-gempa susulan, mereka khawatir pada sanak keluarga sehingga meminta ijin turun (tidak bertugas sementara). (MCteam)