Loading...

Empat Negeri Pela Gandong Kristen Islam Ibadah Minggu di Gereja Immanuel Amahusu

Ibadah Minggu di Gereja Immanuel Jemaat GPM Amahusu
AMBON, Malukuchannel.com - Empat Negeri Pela Gandong di Pulau Ambon baik yang beragama Kristen maupun Islam melaksanakan Ibadah Minggu di Gedung Gereja Immanuel Jemaat GPM Amahusu Klasis Pulau Ambon, Minggu (02/12/2018).

Empat Negeri Pela Gandong itu masing-masing Amahusu, Laha, Hatalai dan Tial (Amalahat). Negeri Amahusu dan Hatalai beraga Kristen sedangkan Negeri Laha dan Tial beragama Islam.

Informasi yang Dihimpun MALUKUCHANNEL.COM Sekitar 500 orang dari tiga negeri Pela Gandong Laha, Tial dan Hatali hadir di Negeri Amahusu untuk mengikuti Ibadah Minggu bersama, yang baru pertama kali dilaksanakan di Kota Ambon.

Kehadiran mereka disambut dengan kain Gandong berwarna putih, kemudian arak-arakan menuju gedung gereja Immanuel Jemaat GPM Amahusu, dengan iringan kolaborasi Totobuang dan Rebana sambil menyanyikan lagu Gandong e.

Sebelum lonceng Gereja dibunyikan tiga kali sebagai tanda dimulainya Ibadah Minggu, diawali dengan Adzam oleh tokoh agama Islam dari Negeri Tial Bapak Samad Tatuhey.

Menurut Samad Tatuhey, Ibadah Pela Gandong seperti ini adalah suatu hal yang sakral yang dibuat secara kebersamaan, dan baru pertama kali terjadi di Kota Ambon, bahkan dunia.

Sehingga akan memberikan contoh bagi negeri-negeri Pela Gandong yang lain di Kota Ambon bahkan Provinsi Maluku, untuk tetap menciptakan suasana rukun, damai, dan sejahtera kepada sesama, apalagi kepada orang sesama gandong.

"Mari kita menjadi Roti dan Anggur agar orang tidak lapar dan haus, dan event yang diprakarsai oleh Amalahat ini ikut menciptakan suasana aman di Maluku," ucapnya.

Ibadah Minggu bersama empat negeri Pela Gandong ini dipimpin oleh Pendeta Sammy Titaley. Menurut Titaley, sudah waktunya kita jangan berbicara laboratorium kerukunan umat beragama dengan pendekatan kulit-kulit/permukaan saja dan kenapa tidak masuk kedalamnya.
                                                                   Berikut Vidionya:


Kalau kita masuk kedalam itu berarti, pemahamannya adalah Allah mu Allah ku dan itu harus dihormati maka selesai masalahnya. "Bagaimana basudara Muslim bisa masuk dalam rumah gereja karena mereka menghormati kita kristen, dan bagaimana kita bisa menerima Adzam dalam rumah gereja karena kita menghormati mereka punya panggilan," ungkapnya.

Membangun kerukunan umat beragama tidak hanya pendekatan sosiologis semata namun perlu juga pendekatan teologis dan iman, dan kalau semua kita saling mengerti maka tidak akan ada masalah.

Ketua panitia kegiatan Meky Lohy mengatakan, kegiatan yang digagas bersama ini merupakan sebuah rekonsiliasi dan mampu menerima yang satu dengan yang lain di dalam keperbedaannya.

Kita mampu melihat basudara Muslim dengan cara Ibadahnya kita harus menghargai dan menghormati itu tidak berarti kita menjadi Muslim, begitupun sebaliknya.

Untuk itu, kita saling menghargai dan menjaga silaturahmi ini, sehingga menjadi sebuah pilar untuk kembali membangun dan menjawab tantangan masa depan saat ini.

Ide ini digagas oleh tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat Negeri Amahusu serta tokoh agama Pendeta Sammy Titaley dan DR. Abidin Wakano, Wakil Ketua MUI Maluku. (MC)
Ambon 5064690365617108057

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

IKLAN

IKLAN

ORGANISASI PROFESI

TRENDING TOPIC