KRI Teluk Sampit - 515 Angkut Beras Atasi Kelangkaan di MTB
https://www.malukuchannelonline.com/2018/03/kri-teluk-sampit-515-angkut-beras-atasi.html
AMBON, Malukuchannel.com - Pihak Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX/ Ambon mengerahkan KRI Teluk Sampit-515 untuk mengangkut beras sebanyak 150 ton ke Saumlaki, ibu kota kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) guna mengatasi kelangkaan bahan kebutuhan pokok masyarakat di wilayah tersebut.
"Sebanyak 150 ton beras sudah diangkut ke dalam KRI Teluk Sampit yang bersandar di dermaga Lantamal IX, Halong Ambon tadi pagi (Selasa) dan siap diberangkatkan ke Saumlaki untuk mengantisipasi kelangkaan beras yang terjadi di wilayah tersebut," kata Komandan Lantamal IX/ Ambon, Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang, Selasa (13/03/2018).
Dia menyatakan, pengerahan KRI tersebut sebagai bentuk tangung jawab jajaran Lantamal IX untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat di kabupaten MTB.
"Ini merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dalam membantu tugas Pemerintah di daerah. Apalagi penanganan ini bersifat darurat dan harus segera," ujar Laksma Antongan.
Pengiriman beras dengan KRI tersebut terlaksana berdasarkan hasil koordinasi Bupati MTB, Petrus Fatlolon bersama Komandan Lantamal IX Ambon, Laksama Antongan Simatupang serta Pemerintah provinsi Maluku.
Direncanakan KRI Teluk Sampit-515 yang dikomandani Mayor Laut (P) Cokorda G.P.P, akan tiba di Saumlaki, ibu kota MTB pada Jumat (16/03/2018). Penanganan ini bersifat darurat harus segera. Diharapkan stok beras ini akan membantu dalam satu hingga dua bulan kedepan.
Pengangkutan 150 ton beras bantuan tersebut disaksikan Wakil Komandan Lantamal Ambon IX, Kolonel Marinir Imam Sopingi, wakil Ketua Komisi C DPRD maluku, Anos Jermias, para Asisten Lantamal, Komandan KRI Teluk Sampit 515 Mayor Laut (P) Cokorda G.P.P serta Kadis Perindag Maluku, Elvis Pattiselanno.
Kadis Perindag Maluku, Elvis Pattiselano mengatakan beras yang dikirim dengan KRI itu merupakan bagian dari 200 ton beras yang disiapkan Perum Bulog Divre Maluku untuk mengantisipasi kelangkaan beras yang terjadi di kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetanga Australia maupun Timor Leste.
Beras yang dikirim ke Saumlaki adalah medium dan medium plus, di mana kualitasnya sama dengan beras yang beredar di pasaran. Diharapkan beras yang dikirim ini dapat mengatasi kelangkaan yang meresahkan masyarakat MTB terutama di Kota Saumlaki dan sekitarnya," katanya.
Elvis menyoroti kinerja Disperindag Kabupaten MTB yang seharusnya intensif mengecek stok beras yang terdapat di gudang milik para pengusaha kebutuhan pokok dengan jaminan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat hingga sebulan ke depan.
"Jadi petugas harus berkoordinasi dengan para distributor karena pengadaan beras harus dipasok dari Surabaya. Masalah ini harus menjadi pertimbangan kritis Bupati MTB, Petrus Fatlolon," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Pemkab Maluku Tenggara Barat Piterson Rangkoratat mengemukakan kelangkaan beras terjadi karena terlambatnya pemasokan kebutuhan pokok masyarakat itu dari sentra produksi. Kelangkaan beras diketahui dari hasil operasi pasar untuk mengecek ketersediaan beras di pedagang besar dan pengecer.
Sesuai laporan Disperindag pada 09 Maret 2018 tinggal satu ton lebih beras yang tersedia di gudang distributor, sedangkan di pengecer masih dalam proses pendataan.
Pemkab MTB telah melakukan rapat dengan para distributor dan pengusaha di Kota Saumlaki dan selanjutnya bersama DPRD mencari solusi penanganannya.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk mengantisipasi kondisi saat ini. Selain itu, saya sudah perintahkan asisten I untuk mengecek Camat Tanimbar Utara agar jika ada kelebihan beras di sana maka sebagian diarahkan ke Saumlaki untuk mengantisipasi kelangkaan hingga beberapa hari mendatang," katanya.
Akibat kelangkaan beras, terjadi lonjakan harga untuk ukuran 20 kg dari Rp270.000 menjadi Rp320.000.
Pemkab Maluku Tenggara Barat melakukan penjualan beras murah di Taman Kota Jalan Ir Soekarno Saumlaki. Setiap kepala keluarga diberikan jatah satu karung beras 15 kg seharga Rp150.000 dengan syarat harus menunjukkan kartu keluarga asli saat membeli beras. (MC)
"Sebanyak 150 ton beras sudah diangkut ke dalam KRI Teluk Sampit yang bersandar di dermaga Lantamal IX, Halong Ambon tadi pagi (Selasa) dan siap diberangkatkan ke Saumlaki untuk mengantisipasi kelangkaan beras yang terjadi di wilayah tersebut," kata Komandan Lantamal IX/ Ambon, Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang, Selasa (13/03/2018).
Dia menyatakan, pengerahan KRI tersebut sebagai bentuk tangung jawab jajaran Lantamal IX untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi pemerintah maupun masyarakat di kabupaten MTB.
"Ini merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dalam membantu tugas Pemerintah di daerah. Apalagi penanganan ini bersifat darurat dan harus segera," ujar Laksma Antongan.
Pengiriman beras dengan KRI tersebut terlaksana berdasarkan hasil koordinasi Bupati MTB, Petrus Fatlolon bersama Komandan Lantamal IX Ambon, Laksama Antongan Simatupang serta Pemerintah provinsi Maluku.
Direncanakan KRI Teluk Sampit-515 yang dikomandani Mayor Laut (P) Cokorda G.P.P, akan tiba di Saumlaki, ibu kota MTB pada Jumat (16/03/2018). Penanganan ini bersifat darurat harus segera. Diharapkan stok beras ini akan membantu dalam satu hingga dua bulan kedepan.
Kadis Perindag Maluku, Elvis Pattiselano mengatakan beras yang dikirim dengan KRI itu merupakan bagian dari 200 ton beras yang disiapkan Perum Bulog Divre Maluku untuk mengantisipasi kelangkaan beras yang terjadi di kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetanga Australia maupun Timor Leste.
Beras yang dikirim ke Saumlaki adalah medium dan medium plus, di mana kualitasnya sama dengan beras yang beredar di pasaran. Diharapkan beras yang dikirim ini dapat mengatasi kelangkaan yang meresahkan masyarakat MTB terutama di Kota Saumlaki dan sekitarnya," katanya.
Elvis menyoroti kinerja Disperindag Kabupaten MTB yang seharusnya intensif mengecek stok beras yang terdapat di gudang milik para pengusaha kebutuhan pokok dengan jaminan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat hingga sebulan ke depan.
"Jadi petugas harus berkoordinasi dengan para distributor karena pengadaan beras harus dipasok dari Surabaya. Masalah ini harus menjadi pertimbangan kritis Bupati MTB, Petrus Fatlolon," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Pemkab Maluku Tenggara Barat Piterson Rangkoratat mengemukakan kelangkaan beras terjadi karena terlambatnya pemasokan kebutuhan pokok masyarakat itu dari sentra produksi. Kelangkaan beras diketahui dari hasil operasi pasar untuk mengecek ketersediaan beras di pedagang besar dan pengecer.
Sesuai laporan Disperindag pada 09 Maret 2018 tinggal satu ton lebih beras yang tersedia di gudang distributor, sedangkan di pengecer masih dalam proses pendataan.
Pemkab MTB telah melakukan rapat dengan para distributor dan pengusaha di Kota Saumlaki dan selanjutnya bersama DPRD mencari solusi penanganannya.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk mengantisipasi kondisi saat ini. Selain itu, saya sudah perintahkan asisten I untuk mengecek Camat Tanimbar Utara agar jika ada kelebihan beras di sana maka sebagian diarahkan ke Saumlaki untuk mengantisipasi kelangkaan hingga beberapa hari mendatang," katanya.
Akibat kelangkaan beras, terjadi lonjakan harga untuk ukuran 20 kg dari Rp270.000 menjadi Rp320.000.
Pemkab Maluku Tenggara Barat melakukan penjualan beras murah di Taman Kota Jalan Ir Soekarno Saumlaki. Setiap kepala keluarga diberikan jatah satu karung beras 15 kg seharga Rp150.000 dengan syarat harus menunjukkan kartu keluarga asli saat membeli beras. (MC)