Loading...

Asisten II Tegur Kadis Kesehatan Maluku

AMBON, Malukuchannel.com - Asisten II Setda Maluku Maritje Lopulalan menegur Kadis Kesehatan setempat dr. Meykal Pontoh, M.Kes karena tidak menghadiri sosialisasi kampanye imunisasi measles rubella yang diselenggarakan yayasan Pelangi Maluku bekerjasama dengan Unicef Perwakilan Maluku di Ambon, Selasa, (6/2/2018) Pekan Kemarin.

Teguran Maritje disampaikan saat mewakili Gubernur Maluku, Said Assagaff membuka sosialisasi tersebut dengan alasan kegiatan ini strategis bagi pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah ini yang memiliki 1.340 buah pulau.

Apalagi, ada nara sumber yang merupakan pejabat fungsional Kementerian Kesehatan sehingga memberikan kesan kurang baik terkait keseriusan pelayanan kesehatan bagi lebih dari 1,8 juta jiwa penduduk Maluku tersebar di sembilan kabupaten dan dua kota.

"Khan program strategis ini harus disosialisasikan hingga pelosok desa yang menjangkau warga di wilayah perbatasan masuk daerah terluar, terdepan dan terisosialisasi membutuhkan penyelenggara kesehatan," ujarnya.

Ketidakhadiran Kadis Kesehatan ternyata juga sama dengan Kabid Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Maluku, dr. Rita Taihuttu yang sebenarnya merupakan bidang kewenangannya.

"Saya akan melaporkan hal ini kepada Gubernur Said yang sebenarnya mengapresiasi sosialisasi ini karena program ini strategis dalam upaya mencegah penyakit campak dan rubella," kata Maritje.

Gubernur Said dalam sambutan tertulis dibacakan Maritje memandang perlu sosialisasi ini hendaknya ditindaklanjuti ke kabupaten di wilayah perbatasan Maluku yang masih kesulitan dijangkau layanan informasi teknologi agar masyarakat bisa mengetahui dan memahami dampak dari penyakit campak maupun rubella.

"Terus terang masyarakat masih memiliki pemahaman campak maupun rubella itu tergolong penyakit ringan yang sebenarnya membutuhkan penanganan lintas sektoral agar tidak berkembang menjadi penyakit sosial yang merusak tatanan kehidupan bersama," ujarnya.

Dia mengingatkan, penyakit campak maupun rubella berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok tidak terbentuk.

"Jika seseorang terkena campak,maka 90 persen orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular bila mereka belum kebal terhadap penyakit tersebut," tandas Gubernur.

Sedangkan, Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rossa Pentury mengemukakan, sosialisasi ini melibatkan Dinas Kesehatan, baik Maluku maupun Kota Ambon, para pimpinan agama dan lainnya.

"Kami bekerjasama dengan Unicef Perwakilan Maluku karena mempertimbangkan pada 2014 kematian akibat campak di Indonesia mencapai 115.000/ tahun dengan perkiraan 314 anak/hari atau 13 kematian/jam," katanya.

Sosialisasi ini akan diintensifkan dengan tujuan cakupan imunisasi campak lebih dari90 persen merata di semua tingkatan serta pelaksanaan kampanye di 185 kabupaten/kota pada Agustus hingga September 2018.

"Kami mengajak pimpinan agama, tokoh masyarakat maupun pemuda serta semua elemen masyarakat di Maluku agar mendukung program sosialisasi maupun imunisasi agar mengantisipasi penyakit campak maupun rubella menjadi wabah," tegas Rossa. (MCG)
Pemerintahan 6136777551783636861

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

IKLAN

ORGANISASI PROFESI

TRENDING TOPIC