Tak Punya Biaya, Pasien Tumor di Seram Hanya Pasrah
https://www.malukuchannelonline.com/2017/10/tak-punya-biaya-pasien-tumor-di-seram.html
MASOHI, Malukuchannel.com - Dwi Suryani Umur (35), warga Kobi Mukti Kecamatan Seram Utara Kobi, Kabupaten Malteng hanya bisa pasrah selama 6 tahun bersama tumor yang berada di dalam gusi mulutnya.
Ibu rumah tangga yang hanya rawat oleh suami dan keluarganya sejak di vonis dokter karena menderita tumor.
Kirmi Umur (35) suami Dwi mengatakan, pernah membawa istrinya periksa di RSUD Bula pada tahun 2012. Tidak sempat di rawat karena dokter mengatakan ada daging yang tumbuh.
Selanjutnya mereka kembali ke tempat tinggalnya.
"Kita hanya rawat jalan di RSUD Bula. Saat itu dokter katakan ada daging yang tumbuh di dalam mulut tepat di gusi," ungkapnya melalui telefon selularnya kepada Kabar timur. Rabu pagi (25/10/2017).
Namun seiring waktu berjalan sakit yang di ceritanya mulai membesar dan pada tahun 2014 Kirmi kembali membawa istrinya untuk perawatan di RSU Kudamati Ambon. Dan di rawat selama 1 minggu.
Selama seminggu perawatan di RSU, pihak dokter rumah sakit memvonis kalau sakit itu adalah Tumor. Kemudian pihak rumah sakit membuat rujukan untuk pengobatannya ke Makassar. Karena RSUD Kudamati tidak memiliki alat untuk operasi.
"Dwi di vonis tumor. dan oleh pihak RSU kami diarahkan untuk berobat ke Makassar. Tapi kami memutuskan untuk kembali, tidak bisa berangkat ke Makassar. Karena tidak memiliki uang yang banyak untuk biaya," Ujarnya melemaskan di balik suara telefon.
Selanjutnya atas kesepakatan mereka berdua pun keluar dari RSU Kudamati. Namun mereka diharapkan lagi dengan masalah baru yaitu tidak punya biaya untuk kembali ke Pulau Seram.
Keduanya pun tidak memiliki keluarga di Kota Ambon. Sambil menunggu kiriman uang dari keluarga di unit transmigrasi, supaya bisa kembali, mereka menginap di kamar kost temannya di Kudamati dekat RSUD.
Kirmi suami dwi mengatakan, keterbatasan biaya menjadi penghalang untuk mencari pengobatan dan kesembuhan. Untuk sementara dirinya dan keluarga hanya mengandalkan pengobatan alternatif.
"Kami tidak punya biaya. Untuk pengobatan di luar Maluku, kita pengobatan dengan apa adanya saja," katanya.
Sampai saat ini Kirmi hanya bisa pasrah dan berharap adanya uluran tangan dari berbagai pihak untuk biaya penyembuhan sang istri. Apalagi hingga kini penderita tumor ganas ini belum mendapat perhatian sedikitpun dari pemerintah setempat. Untuk yang ingin membantunya dapat menghubungi mereka di nomor HP pak Kirmi 082199507084. (Mc-J)
Ibu rumah tangga yang hanya rawat oleh suami dan keluarganya sejak di vonis dokter karena menderita tumor.
Kirmi Umur (35) suami Dwi mengatakan, pernah membawa istrinya periksa di RSUD Bula pada tahun 2012. Tidak sempat di rawat karena dokter mengatakan ada daging yang tumbuh.
Selanjutnya mereka kembali ke tempat tinggalnya.
"Kita hanya rawat jalan di RSUD Bula. Saat itu dokter katakan ada daging yang tumbuh di dalam mulut tepat di gusi," ungkapnya melalui telefon selularnya kepada Kabar timur. Rabu pagi (25/10/2017).
Namun seiring waktu berjalan sakit yang di ceritanya mulai membesar dan pada tahun 2014 Kirmi kembali membawa istrinya untuk perawatan di RSU Kudamati Ambon. Dan di rawat selama 1 minggu.
Selama seminggu perawatan di RSU, pihak dokter rumah sakit memvonis kalau sakit itu adalah Tumor. Kemudian pihak rumah sakit membuat rujukan untuk pengobatannya ke Makassar. Karena RSUD Kudamati tidak memiliki alat untuk operasi.
"Dwi di vonis tumor. dan oleh pihak RSU kami diarahkan untuk berobat ke Makassar. Tapi kami memutuskan untuk kembali, tidak bisa berangkat ke Makassar. Karena tidak memiliki uang yang banyak untuk biaya," Ujarnya melemaskan di balik suara telefon.
Selanjutnya atas kesepakatan mereka berdua pun keluar dari RSU Kudamati. Namun mereka diharapkan lagi dengan masalah baru yaitu tidak punya biaya untuk kembali ke Pulau Seram.
Keduanya pun tidak memiliki keluarga di Kota Ambon. Sambil menunggu kiriman uang dari keluarga di unit transmigrasi, supaya bisa kembali, mereka menginap di kamar kost temannya di Kudamati dekat RSUD.
Kirmi suami dwi mengatakan, keterbatasan biaya menjadi penghalang untuk mencari pengobatan dan kesembuhan. Untuk sementara dirinya dan keluarga hanya mengandalkan pengobatan alternatif.
"Kami tidak punya biaya. Untuk pengobatan di luar Maluku, kita pengobatan dengan apa adanya saja," katanya.
Sampai saat ini Kirmi hanya bisa pasrah dan berharap adanya uluran tangan dari berbagai pihak untuk biaya penyembuhan sang istri. Apalagi hingga kini penderita tumor ganas ini belum mendapat perhatian sedikitpun dari pemerintah setempat. Untuk yang ingin membantunya dapat menghubungi mereka di nomor HP pak Kirmi 082199507084. (Mc-J)