Zahuburua: Rentang Wilayah Tantangan Pembangunan Maluku
https://www.malukuchannelonline.com/2017/02/zahuburua-rentang-wilayah-tantangan.html
Ambon, Maluku Channel.com Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Zeth Sahuburua mengatakan rentang wilayah yang berpulau-pulau dan dibatasi oleh lautan menjadi tantangan bagi pembangunan di daerahnya.
"Maluku cukup luas dan tidak berada dalam satu daratan. Ini menjadi tantangan yang cukup berat dalam pembangunan bagi pemerintah ," katanya dalam Seminar "Mem-branding Maluku" di Ambon, Selasa (7/2/2017).
Wagub mengatakan Maluku terdiri dari 1.198 desa, 114 kecamatan, 33 kelurahan, sembilan kabupaten dan dua kota, dengan luas wilayah geografis sebesar 712.000 KM2 yang terdiri dari 1.340 pulau dan 654.000 kilometer persegi adalah laut.
Maluku terbilang sulit dalam rentang kendali geografis untuk pembangunan.
Sedangkan, Maluku Barat Daya(MTB) bertetangga dengan Timor Leste dan Maluku Tenggara Barat(MTB) berada dekat dengan wilayah Australia.
Dari sembilan kabupaten yang ada, tiga di antaranya berdampingan dengan kawasan negara tetangga, yakni Kepulauan Aru yang berdekatan dengan Papua Nugini dan Australia.
Sedikitnya ada 547 pulau kecil di Kepulauan Aru adalah pulau terluar yang berada dekat dengan Papua Nugini dan Australia.
"Dari Saumlaki, ibu kota kabupaten MTB ke Darwin, Australia hanya membutuhkan waktu selama 45 menit," katanya.
Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah proses pembangunan di daerah, terutama yang berada jauh dari jangkauan ibu kota provinsi.
Dengan tantangan rentang kendali wilayah yang cukup sulit, lanjut Wagub, Pemprov Maluku membagi 1.340 pulau yang ada dalam 12 gugus pulau berdasarkan masalah tantangan ekonomi dan adat-istiadat yang sama.
"Dengan 1.340 pulau, belum tentu semuanya bisa dikunjungi oleh Gubernur dan Wagub selama masa jabatannya lima sampai 10 tahun, karena terlalu luas, apalagi dengan cakupan area perairan mencapai 92,4 persennya atau 654.000 KM2," katanya.
Karena itu, melalui Seminar "Mem-branding Maluku" yang bertema Maluku Tujuan Utama Wisata, Wagub berharap melahirkan gagasan dan konsep-konsep baru yang bisa dijadikan masukan untuk pembangunan di daerah kepulauan tersebut.
"Mem-branding Maluku sangat penting karena memiliki potensi yang besar terutama pada empat sektor, yaitu perikanan, pariwisata, perkebunan, dan energi dan sumber daya mineral. Mudah-mudahan dari hasil seminar ini ada sesuatu yang bisa dicetuskan dan bisa kita deklarasikan," katanya.
Kegiatan ini menghadirkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara, Esthy Reko Astuti, Pakar Pemasaran, Hermawan Kartajaya, Motivator, Herry Margono (motivator) serta pengusaha muda bidang perikanan, Witjaksono sebagai narasumber.
Seminar Mem-branding Maluku merupakan seminar yang digelar untuk menyukseskan penyelenggaraan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Kota Ambon.
Momentum ini juga Deklarasi Wisata Jalur Rempah dan pengukuhan 30 remaja Maluku menjadi Generasi Pesona Indonesia. (MC)
"Maluku cukup luas dan tidak berada dalam satu daratan. Ini menjadi tantangan yang cukup berat dalam pembangunan bagi pemerintah ," katanya dalam Seminar "Mem-branding Maluku" di Ambon, Selasa (7/2/2017).
Wagub mengatakan Maluku terdiri dari 1.198 desa, 114 kecamatan, 33 kelurahan, sembilan kabupaten dan dua kota, dengan luas wilayah geografis sebesar 712.000 KM2 yang terdiri dari 1.340 pulau dan 654.000 kilometer persegi adalah laut.
Maluku terbilang sulit dalam rentang kendali geografis untuk pembangunan.
Sedangkan, Maluku Barat Daya(MTB) bertetangga dengan Timor Leste dan Maluku Tenggara Barat(MTB) berada dekat dengan wilayah Australia.
Dari sembilan kabupaten yang ada, tiga di antaranya berdampingan dengan kawasan negara tetangga, yakni Kepulauan Aru yang berdekatan dengan Papua Nugini dan Australia.
Sedikitnya ada 547 pulau kecil di Kepulauan Aru adalah pulau terluar yang berada dekat dengan Papua Nugini dan Australia.
"Dari Saumlaki, ibu kota kabupaten MTB ke Darwin, Australia hanya membutuhkan waktu selama 45 menit," katanya.
Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah proses pembangunan di daerah, terutama yang berada jauh dari jangkauan ibu kota provinsi.
Dengan tantangan rentang kendali wilayah yang cukup sulit, lanjut Wagub, Pemprov Maluku membagi 1.340 pulau yang ada dalam 12 gugus pulau berdasarkan masalah tantangan ekonomi dan adat-istiadat yang sama.
"Dengan 1.340 pulau, belum tentu semuanya bisa dikunjungi oleh Gubernur dan Wagub selama masa jabatannya lima sampai 10 tahun, karena terlalu luas, apalagi dengan cakupan area perairan mencapai 92,4 persennya atau 654.000 KM2," katanya.
Karena itu, melalui Seminar "Mem-branding Maluku" yang bertema Maluku Tujuan Utama Wisata, Wagub berharap melahirkan gagasan dan konsep-konsep baru yang bisa dijadikan masukan untuk pembangunan di daerah kepulauan tersebut.
"Mem-branding Maluku sangat penting karena memiliki potensi yang besar terutama pada empat sektor, yaitu perikanan, pariwisata, perkebunan, dan energi dan sumber daya mineral. Mudah-mudahan dari hasil seminar ini ada sesuatu yang bisa dicetuskan dan bisa kita deklarasikan," katanya.
Kegiatan ini menghadirkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara, Esthy Reko Astuti, Pakar Pemasaran, Hermawan Kartajaya, Motivator, Herry Margono (motivator) serta pengusaha muda bidang perikanan, Witjaksono sebagai narasumber.
Seminar Mem-branding Maluku merupakan seminar yang digelar untuk menyukseskan penyelenggaraan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Kota Ambon.
Momentum ini juga Deklarasi Wisata Jalur Rempah dan pengukuhan 30 remaja Maluku menjadi Generasi Pesona Indonesia. (MC)