April Kapal Pembangkit Listrik Kapasitas 60 MW Tiba Di Ambon
https://www.malukuchannelonline.com/2017/02/april-kapal-pembangkit-listrik.html
Ambon, Maluku Channel.com Kapal pembangkit listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) Aradeniz Powership Zeynep Sultan berkapasitas 60 megawatt (MW) dipastikan tiba di Kota Ambon, April 2017.
"Koordinasi yang dilakukan rencananya April 2017 kapal pembangkit listrik akan tiba di Ambon guna membantu masalah jangka pendek terkait persoalan krisis listrik di Pulau Ambon," kata Manajer Teknik PT PLN Maluku-Maluku Utara (M2U) Adriansyah, di Ambon, Minggu (12/2/2017).
Menurut dia, proses izin operasional kapal pembangkit listrik telah dilakukan dengan pihak terkait sehingga ketika kapal tersebut tiba tidak ada lagi kendala teknis.
"Seluruh proses pengurusan perizinan hampir lengkap setelah kami melakukan koordinasi dengan pihak terkait, masih ada waktu dua bulan untuk proses pengurusan tetapi secara garis besar telah dilakukan terutama untuk evakuasi daya," ujarnya.
Adriansyah mengatakan kapal pembangkit listrik akan beroperasi di Desa Waai, Pulau Ambon dengan kapasitas 60 MW. Daya listrik ini akan disalurkan melalui transmisi 70 kV di Desa Waai menuju Desa Passo, Kecamatan Baguala hingga Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Jaringan transmisi Pulau Ambon dalam tahapan pembangunan yang dimulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Waai hingga Passo sepanjang 18 KM atau 150 KV, dilanjutkan pembangunan Passo-Sirimau 12 KM atau 70 Kv.
"Selain itu pembangunan jaringan Passo-Hative Besar 26 KM atau 150 KV yang akan dilaksanakan pada 2017. Untuk pembangunan gardu induk di kawasan Passo dan Kecamatan Sirimau dalam waktu dekat akan disalurkan kepada masyarakat," katanya.
Ia mengakui kapal ini sebagai solusi jangka pendek terhadap persoalan krisis listrik di berbagai daerah. Pengoperasian kapal genset ini sebagai "jembatan"sebelum tuntasnya proyek listrik 35.000 MW.
Pemanfaatan kapal pembangkit listrik ini membantu daerah di Indonesia yang kekurangan listrik. Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan cocok untuk pembangkit listrik apung.
"Kapal-kapal 'genset raksasa' ini disewa oleh PLN untuk lima tahun ke depan dari perusahaan di Turki. Kita berharap masalah kelistrikan di Maluku dapat ditangani dengan kehadiran kapal pembangkit tersebut," tandasnya.
Ditambahkannya, kapal pembangkit telah direalisasikan di wilayah Sulawesi sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Utara (Sumut) dan Maluku mengalami keterlambatan.
"Koordinasi yang dilakukan rencananya April 2017 kapal pembangkit listrik akan tiba di Ambon guna membantu masalah jangka pendek terkait persoalan krisis listrik di Pulau Ambon," kata Manajer Teknik PT PLN Maluku-Maluku Utara (M2U) Adriansyah, di Ambon, Minggu (12/2/2017).
Menurut dia, proses izin operasional kapal pembangkit listrik telah dilakukan dengan pihak terkait sehingga ketika kapal tersebut tiba tidak ada lagi kendala teknis.
"Seluruh proses pengurusan perizinan hampir lengkap setelah kami melakukan koordinasi dengan pihak terkait, masih ada waktu dua bulan untuk proses pengurusan tetapi secara garis besar telah dilakukan terutama untuk evakuasi daya," ujarnya.
Adriansyah mengatakan kapal pembangkit listrik akan beroperasi di Desa Waai, Pulau Ambon dengan kapasitas 60 MW. Daya listrik ini akan disalurkan melalui transmisi 70 kV di Desa Waai menuju Desa Passo, Kecamatan Baguala hingga Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Jaringan transmisi Pulau Ambon dalam tahapan pembangunan yang dimulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Waai hingga Passo sepanjang 18 KM atau 150 KV, dilanjutkan pembangunan Passo-Sirimau 12 KM atau 70 Kv.
"Selain itu pembangunan jaringan Passo-Hative Besar 26 KM atau 150 KV yang akan dilaksanakan pada 2017. Untuk pembangunan gardu induk di kawasan Passo dan Kecamatan Sirimau dalam waktu dekat akan disalurkan kepada masyarakat," katanya.
Ia mengakui kapal ini sebagai solusi jangka pendek terhadap persoalan krisis listrik di berbagai daerah. Pengoperasian kapal genset ini sebagai "jembatan"sebelum tuntasnya proyek listrik 35.000 MW.
Pemanfaatan kapal pembangkit listrik ini membantu daerah di Indonesia yang kekurangan listrik. Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan cocok untuk pembangkit listrik apung.
"Kapal-kapal 'genset raksasa' ini disewa oleh PLN untuk lima tahun ke depan dari perusahaan di Turki. Kita berharap masalah kelistrikan di Maluku dapat ditangani dengan kehadiran kapal pembangkit tersebut," tandasnya.
Ditambahkannya, kapal pembangkit telah direalisasikan di wilayah Sulawesi sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Utara (Sumut) dan Maluku mengalami keterlambatan.