Tim Konsultan Siapkan 25 Rencana Aksi Ambon Kota Musik Dunia
https://www.malukuchannelonline.com/2016/10/tim-konsultan-siapkan-25-rencana-aksi.html
Ambon, Maluku Channel.com Tim Konsultan Be Kraf dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menyiapkan 25 rencana aksi "action plan" Ambon menuju kota musik dunia.
Konsultan Be Kraf Roby Malau mengatakan, rencana aksi dilakukan setelah melalui beberapa tahapan yakni konsultasi dan diskusi dengan stakeholder, komunitas musisi dan seniman di kota Ambon, serta pelaku usaha seni.
"Setelah dilakukan Forum Grup Diskusi (FGD) untuk mendengar masukan dari para seniman dan pelaku usaha serta konsultasi dengan Pemkot Ambon, dihasilkan 25 rencana aksi Ambon menuju kota musik dunia," katanya di Ambon, Kamis (13/10/2016).
Menurut dia, rencana aksi tersebut terbagi dalam lima pilar yakni musisi dan komunitas, infrastruktur, proses belajar, pengembangan industri dan nilai sosial budaya.
25 rencana aksi tersebut dituangkan ke dalam lima pilar yakni pilar infrastruktur yakni mendirikan "Ambon Music office", regulasi produk rekaman, integrasi kota, provinsi dan pemerintah pusat, penyediaan arena dan sistem suara untuk musisi pemula, regulasi "live music" di hotel, kafe dan restoran serta akses masyarakat ke arena pentas musik.
Untuk pilar musisi dan komunitas yakni standarisasi yang profesional, membuat forum komunikasi lintas stakeholder, mendata penulis lagu dan penampil, pengembangan penonton musik.
Sedangkan untuk pilar proses belajar diantaranya membuat seminar lokal dan internasional, mendirikan pendididikan musik dari tingkat SD hingga SMA/SMK serta PT, kunjungan ke konfersi dan pertukaran "know -how" dengan kota dan negara lain dan memberikan beasiswa dan dana riset untuk mempelajari musik di Ambon.
Rencana aksi lainnya kata Roby yakni melakukan riset pasar dan analisis dampak ekonomi, budaya dan sosial politik, memfasilitasi kawasan kuliner yang menampilkan music live, menciptakan strategi integrasi pariwisata dan musik, membuat konser musik terbuka skala kecil, membuat website resmi Ambon kota musik dunia, dan festival musik antar genre, hal tersebut merupakan bagian dari pilar pengembangan industri.
Selain itu pilar nilai sosial budaya yakni mengabadikan latar belakang dan sejarah musik Ambon melalui pembangunan museum, mengoptimalkan musik sebagai alat integrasi antar komunitas dan regulasi yang mendukung pelestarian musik tradisional.
Ia menyatakan, musik menjadi alat utama membangun kota Ambon dengan tiga strategi M yakni Membuat rencana , membantu Ambon untuk eksekusi strategi kota musik dan mengantar Ambon ke Unesco Creative City Network.
"3 M dijabarkan menjadi membuat rencana atau konsep Ambon menuju kota musik dunia sambil meminta dukungan dari berbagai pihak, membantu mengeksekusi strategi yang dituangkan dalam 25 rencana kerja, serta mengantar Ambon ke jaringan kota kreatif dan mendaftarkan ke Unesco pada tahun 2019," katanya.
Ia menambahkan, menuju ke rencana aksi tersebut setidaknya ada tiga tahapan perencanaan "road map" yakni identifikasi dan optimalisasi, kolaborasi dan pengembangan serta pemeliharaan menuju proses submit aplikasi ke Unesco.
"Kita berharap rencana aksi ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, sehingga upaya untuk mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia dapat berjalan dengan baik," tandas Roby Malau.
Konsultan Be Kraf Roby Malau mengatakan, rencana aksi dilakukan setelah melalui beberapa tahapan yakni konsultasi dan diskusi dengan stakeholder, komunitas musisi dan seniman di kota Ambon, serta pelaku usaha seni.
"Setelah dilakukan Forum Grup Diskusi (FGD) untuk mendengar masukan dari para seniman dan pelaku usaha serta konsultasi dengan Pemkot Ambon, dihasilkan 25 rencana aksi Ambon menuju kota musik dunia," katanya di Ambon, Kamis (13/10/2016).
Menurut dia, rencana aksi tersebut terbagi dalam lima pilar yakni musisi dan komunitas, infrastruktur, proses belajar, pengembangan industri dan nilai sosial budaya.
25 rencana aksi tersebut dituangkan ke dalam lima pilar yakni pilar infrastruktur yakni mendirikan "Ambon Music office", regulasi produk rekaman, integrasi kota, provinsi dan pemerintah pusat, penyediaan arena dan sistem suara untuk musisi pemula, regulasi "live music" di hotel, kafe dan restoran serta akses masyarakat ke arena pentas musik.
Untuk pilar musisi dan komunitas yakni standarisasi yang profesional, membuat forum komunikasi lintas stakeholder, mendata penulis lagu dan penampil, pengembangan penonton musik.
Sedangkan untuk pilar proses belajar diantaranya membuat seminar lokal dan internasional, mendirikan pendididikan musik dari tingkat SD hingga SMA/SMK serta PT, kunjungan ke konfersi dan pertukaran "know -how" dengan kota dan negara lain dan memberikan beasiswa dan dana riset untuk mempelajari musik di Ambon.
Rencana aksi lainnya kata Roby yakni melakukan riset pasar dan analisis dampak ekonomi, budaya dan sosial politik, memfasilitasi kawasan kuliner yang menampilkan music live, menciptakan strategi integrasi pariwisata dan musik, membuat konser musik terbuka skala kecil, membuat website resmi Ambon kota musik dunia, dan festival musik antar genre, hal tersebut merupakan bagian dari pilar pengembangan industri.
Selain itu pilar nilai sosial budaya yakni mengabadikan latar belakang dan sejarah musik Ambon melalui pembangunan museum, mengoptimalkan musik sebagai alat integrasi antar komunitas dan regulasi yang mendukung pelestarian musik tradisional.
Ia menyatakan, musik menjadi alat utama membangun kota Ambon dengan tiga strategi M yakni Membuat rencana , membantu Ambon untuk eksekusi strategi kota musik dan mengantar Ambon ke Unesco Creative City Network.
"3 M dijabarkan menjadi membuat rencana atau konsep Ambon menuju kota musik dunia sambil meminta dukungan dari berbagai pihak, membantu mengeksekusi strategi yang dituangkan dalam 25 rencana kerja, serta mengantar Ambon ke jaringan kota kreatif dan mendaftarkan ke Unesco pada tahun 2019," katanya.
Ia menambahkan, menuju ke rencana aksi tersebut setidaknya ada tiga tahapan perencanaan "road map" yakni identifikasi dan optimalisasi, kolaborasi dan pengembangan serta pemeliharaan menuju proses submit aplikasi ke Unesco.
"Kita berharap rencana aksi ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, sehingga upaya untuk mewujudkan Ambon sebagai kota musik dunia dapat berjalan dengan baik," tandas Roby Malau.