Loading...

Seminar Budaya Pemuda dan Pelajar Kei Manokwari Digelar di Malra

MALRA, MALUKU CHANNEL ONLINE - Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Maluku Tenggara, Martinus Mon, S.Pd mewakili Bupati Maluku Tenggara, M. Thaher Hanubun membuka dengan resmi Seminar Budaya Pemuda dan Pelajar Kei Manokwari (PPKM) bertempat diaula Aurelia Kimson Centre Hotel pada, Kamis (12/10/2023) pukul 15:00 WIT.

Pembukaan itu ditandai dengan pemukulan tifa dan penyerahan cendera mata oleh Ketua PPKM kepada Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.

Dalam sambutannya, Bupati mengatakan seminar budaya Kei yang dilaksanakan Pemuda dan Pelajar Kei Manokwari saat ini merupakan sukacita yang sangat besar, sekaligus menjadi kebanggaan bagi masyarakat Maluku Tenggara. 

"Seminar ini, yang di prakarsai oleh adik-adik Pemuda Pelajar Kei Manokwari, menunjukkan adanya rasa cinta, kerinduan dan kepedulian adik-adik sekalian, terhadap adat dan budaya Kei," ungkapnya.

Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas pelaksanaan seminar budaya hari ini. Semoga melalui seminar ini, akan lahir diskusi-diskusi yang berkualitas. Memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang budaya Kei, bagi sekalian peserta seminar.

Berkenaan dengan momentum seminar budaya Kei di hari ini, dirinya turut menyampaikan beberapa hal anatar lain:

Pertama, Adat dan Budaya Kei yang dicetuskan oleh para leluhur kita sudah terbukti mampu menjadi pedoman hidup orang Kei selama ratusan tahun. 

"Adat dan budaya Kei tidak lekang oleh waktu. Selalu relevan dengan setiap perubahan zaman," ujarnya.

Nilai yang terkandung di dalam adat dan budaya Kei adalah nilai-nilai sosial, yang berlaku secara universal. Itulah sebabnya, adat dan budaya Kei selalu mampu dipertahankan dan mampu diterapkan, serta mampu selaras dalam berbagai lingkungan sosial, adat dan budaya, ditempat-tempat lainnya.

Inilah kebanggaan Orang Kei. Bagaimana orang tua-tua kita, para leluhur yang hidup dimasa lampau, dengan segala keterbatasan, mereka mampu merumuskan norma sosial yang benar-benar sesuai dengan nilai-nilai peradaban.

Kebanggaan inilah yang perlu sama-sama Kita hayati. Bahwa pemahaman terhadap budaya dan peradaban sebagai orang Kei, sudah seharusnya kita perkuat. Generasi muda harus dibekali dengan nilai-nilai budaya, karena budaya adalah indentitas. Budaya menjadi kebanggaan dan menjadi jati diri di manapun kita berada.

Kedua, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dalam periode kepemimpinan kami tahun (2018-2023), mengusung salah satu tema sentral, yaitu penguatan dan/atau revitalisasi budaya.

Penyelenggaraan pemerintahan dilakukan dengan pendekatan 3 (tiga) tungku: Adat - Kubni - Aingam (AKA). Unsur Pemerintah ditopang oleh unsur adat dan unsur agama. Ketiganya membangun sinergi untuk saling melengkapi.

Dalam aspek adat, fungsi dan peran kelembagaan adat terus didorong dalam berbagai aspek pelayanan pemerintahan. Hari ini, Maluku Tenggara memiliki dewan raja yang benar-benar peduli akan maju mundurnya pembangunan daerah.

Penguatan pada nilai budaya juga dilakukan dengan mendorong penyebarluasan informasi dan/atau merevitalisasi tentang nilai-nilai, cerita budaya, kesenian tradisional, bahasa, termasuk penetapan tanggal 9 September sebagai peringatan hari Nen Dit Sakmas.

Unsur budaya juga terus didorong sebagai bagian integral dari pengembangan potensi pariwisata Maluku Tenggara. Pariwisata kita, selain mengandalkan potensi sumber daya alam, juga mengedepankan aspek adat dan budaya.

"Keseharian masyarakat Kei yang hidupnya selalu bersentuhan dengan aspek budaya, menjadi daya tarik tersendiri. Itu semua dikemas sebagai atraksi pariwisata," ucapnya.

Perhelatan Festival Pesona Meti Kei setiap tahun digelar dengan menampilkan kekayaan budaya Kei. Maksud penting dari penguatan aspek budaya ini adalah, supaya adat dan budaya Kei tetap terjaga, dikenal dan dilestarikan secara turun temurun.

Sehubungan dengan seminar budaya hari ini, maka besar harapan saya, semoga melalui diskusi dan pembahasan, maka segenap peserta seminar akan lebih mengenal adat dan budaya yang kita miliki.

Seminar ini bukan menjadi tempat untuk berdebat tentang hal-hal yang tidak penting. Melalui seminar ini kita bangun kesamaan persepsi karena hakekatnya adat, budaya Kei yang dicetuskan oleh tua-tua kita adalah murni untuk kemajuan peradaban.

Mereka meletakkan dasar-dasar peradaban kita secara utuh tanpa kepentingan dan tanpa maksud-maksud lain. Ketulusan mereka harus kita hargai dengan meletakkan segala sesuatu sesuai porsinya dan kedudukannya.

"Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan dikesempatan ini, sekali lagi selamat dan sukses seminar budaya Kei semoga semua berjalan baik dan lancar sehingga akan memberikan hasil yang optimal untuk kita semua," tutupnya.

Adapun tema dari Seminar Budaya PPKM ini adalah "Mengurai history untuk merangkai hubungan antara Papua dan Kepulauan Kei" yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Festival Pesona Meti Kei (FPMK) tahun 2023.

Turut hadir: Asisten I Setda Kota Tual, Abdullah Atnangar, Ketua PPKM Muhammad Refra, Kepala Dinas Pariwisata Malra, Sarah Far-far, Kepala Dinas Kebudayaan Malra, Abraham Renjaan, Sekretaris Dinas Pariwisata Malra, Budi Toffy para OKP, para Rat/Raja serta segenap pengurus PPKM Kepulauan Kei. (DS)
Maluku Tenggara 7662852038907328195

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

IKLAN

ORGANISASI PROFESI

TRENDING TOPIC