Nen Dit Sakmas Pencetus Emansipasi Wanita Kei
https://www.malukuchannelonline.com/2022/09/nen-dit-sakmas-pencetus-emansipasi.html
MALRA, MALUKU CHANNEL ONLINE - Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun katakan bahwa, ada seorang wanita Kei yang berasal dari Bali ke sini. Ungkap Bupati kalau tidak ada Covid-19 dirinya sudah menggelar seminar besar di Jakarta, dikatakannya saat di Ohoi Letvuan dirinya sempat menggugurkan air mata karena ada seorang perempuan yang luar biasa olehnya, Bupati mengajak wanita Kei untuk merenungkan ini.
Sekarang orang baru berjuang tentang emansipasi wanita tapi Nen Dit Sakmas sudah buat duluan ratusan tahun lalu sehingga dia mengajak seluruh masyarakat Kei agar menggali, diakuinya banyak versi yang berbeda-beda tapi hanya mengambil garis besarnya untuk mengingatkan kita, mungkin saja ada hal-hal yang kurang apakah ada perempuan Kei yang peduli atau tidak, olehnya dia meyakini bahwa ditahun-tahun kedepan wanita Kei akan membanjiri tempat ini," ungkapnya.
Bupati berharap agar, para hilaai-hilaai jangan berpangku tangan sehingga ada hal yang keliru inisiatif mari perbaikinya tidak hanya kita melakukan kritik-kritik saja dan tidak menunjukan sesuatu yang harus kita lakukan secara baik, dikatakan pula bahwa kalau mau daerah aman maka ini yang harus dijaga, sesuai dengan bisikan leluhur kepada dirinya.
Nen Dit Sakmas bersama Hilaai-Hilaai melahirkan hukum itu dan orang tahu, pada kesempatan ini pula Bupati mengajak wanita-wanita Kei untuk menyampaikan kepada Pemerintah Daerah tentang Perda yang mengatur kehidupan Orang Kei yang diatur dalam pasal-pasal itu dan bagaimana pelaksanaannya kalau dilanggar," terangnya.
Bupati juga mengajak masyarakat Kei agar jangan meninggalkan hal-hal yang lama karena harus menerima hal yang baru, Bupati juga berharap agar para Raja bersama wanita-wanita cerdas Kei agar mengusulkan kepada Pemerintah untuk mengatur hukum adat yang diterapkan dikalangan perempuan di Maluku Tenggara agar pelecehan terhadap perempuan ada sangsinya.
Mengakhirinya, Bupati menghimbau kepada seluruh masyarakat adat bahwa kita jangan hanya pukul dada bahwa kita punya adat dan Nen Dit Sakmas tapi kita tidak perlu tahu dan memberitahukan kepada orang lain. (LK)