FL Diterkam Buaya Ditemukan Tidak Bernyawa
https://www.malukuchannelonline.com/2019/06/fl-diterkam-buaya-ditemukan-tidak.html
AMBON, Malukuchannel.com - Jenasah Fanyu Lunmisay (FL), warga desa Wotay, Kecamatan Teon Nila Serua (TNS) Waipia, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) yang diterkam buaya di muara sungai Ruata pada, Sabtu (08/07/2019), Senin (10/07/2019) akhirnya ditemukan.
Josep Letwory, warga Desa Usliapan, merupakan orang yang pertama melihat jenasah korban mengapung di laut tidak jauh dari bibir pantai.
Josep yang dikonfirmasi Media ini dilokasi penemuan pantai Usliapan menceritakan, awalnya dirinya melihat jenasah korban mengapung dilaut disampingnya ada seekor buaya sedang mendorong jenasah korban ke bibir pantai.
Dia kemudian mendekati jenasah yang diyakini adalah korban Fanyu Lunmisay, selanjutnya memberitahukan warga dan Polisi perilhal penemuan mayat tersebut.
Ia menjelaskan, saat dirinya mendekati jenasah yang sudang membengkak tersebut, buaya yang tadinya berada disamping jenasah kemudian menyelam meninggalkan mayat.
Letwory bersama beberapa warga, selanjutnya mengamankan jenasah korban agar tidak terbawa arus air laut sambil menunggu Polisi tiba di Tempat kejadian Perkara (TKP)
Polisi yang tiba di TKP kemudian memeriksa kondisi jenasah korban dan memasukan dalam kantong mayat, selanjutnya dibawah RSUD Masohi untuk di outopsi.
"Sementara itu salah satu kerabat korban Piet Sarioa, mengaku iklas menerima atas kejadian yang menimpa salah satu anggota keluarganya, seraya berharap Pemerintah Daerah dapat mengambil langkah-langkah konkrit, mengingat sudah banyak warga yang menjadi korban terkaman buaya bahkan merengut nyawa.
Sementara itu isak tangis pecah saat mendengar kabar berita kalau Fanyu ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Mereka tidak menyangka jika pamitan korban untuk mencari ikan bersama Tobi Daniel pada hari Sabtu itu, merupakan yang terakhir kali.
Walaupun sedih harus kehilangan salah satu anggota keluarga dengan cara yang tragis, mereka pasrah karena nasib manusia sudah ditentukan oleh sang Maha Kuasa.
Seperti diketahui, Sabtu (08/06/2019) Tovilus (23) alias Tobi Daniel, bersama pamanya Fanyu Lunmisay, menjadi korban keganasan sang predator, saat mencari ikan nasi (teri) di muara sugai Ruata.
Usai mencari ikan, sekira pukul 15:00 Wit kedua korban hendak pulang menyebrangi sungai dengan ketinggian air setinggi dada, kedua korban langsung diserang oleh seekor buaya.
Saat menyebrangi sungai, posisi Tobi Daniel berada pada bagian depan, tiba-tiba buaya menerkam tangan kanannya yang sementara memegang karung berisi ikan.
"Saat diterkam dan mampu melepaskan diri dari gigitan sang predator ,Tobi Daniel sempat berteriak kepada pamanya Fanyu kalau ada buaya, namun terlambat. Saat itu Fanyu sempat berteriak kalau dia juga digigit sebelum buaya menyeretnya kedalam air .
Keluarga dan warga yang mendapat informasi , menuju tempat kejadian dibantu Polisi dan masyarakat Negeri Makariki, langsung melakukan pencarian untuk menemukan korban, namun hingga malam hari pencarian tidak membuahkan hasil.
Proses pencarian pada Minggu (06/06/2019) dari pagi hingga malam hari juga nihil. Jenasah baru ditemukan Senin pagi sekitar pukul 08:30 Wit.
Kejadian gigitan buaya bukan baru pertama kali terjadi, tetapi sudah berulang kali bahkan sampai menelan korban jiwa. (**)
Josep Letwory, warga Desa Usliapan, merupakan orang yang pertama melihat jenasah korban mengapung di laut tidak jauh dari bibir pantai.
Josep yang dikonfirmasi Media ini dilokasi penemuan pantai Usliapan menceritakan, awalnya dirinya melihat jenasah korban mengapung dilaut disampingnya ada seekor buaya sedang mendorong jenasah korban ke bibir pantai.
Dia kemudian mendekati jenasah yang diyakini adalah korban Fanyu Lunmisay, selanjutnya memberitahukan warga dan Polisi perilhal penemuan mayat tersebut.
Ia menjelaskan, saat dirinya mendekati jenasah yang sudang membengkak tersebut, buaya yang tadinya berada disamping jenasah kemudian menyelam meninggalkan mayat.
Letwory bersama beberapa warga, selanjutnya mengamankan jenasah korban agar tidak terbawa arus air laut sambil menunggu Polisi tiba di Tempat kejadian Perkara (TKP)
Polisi yang tiba di TKP kemudian memeriksa kondisi jenasah korban dan memasukan dalam kantong mayat, selanjutnya dibawah RSUD Masohi untuk di outopsi.
"Sementara itu salah satu kerabat korban Piet Sarioa, mengaku iklas menerima atas kejadian yang menimpa salah satu anggota keluarganya, seraya berharap Pemerintah Daerah dapat mengambil langkah-langkah konkrit, mengingat sudah banyak warga yang menjadi korban terkaman buaya bahkan merengut nyawa.
Sementara itu isak tangis pecah saat mendengar kabar berita kalau Fanyu ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Mereka tidak menyangka jika pamitan korban untuk mencari ikan bersama Tobi Daniel pada hari Sabtu itu, merupakan yang terakhir kali.
Walaupun sedih harus kehilangan salah satu anggota keluarga dengan cara yang tragis, mereka pasrah karena nasib manusia sudah ditentukan oleh sang Maha Kuasa.
Seperti diketahui, Sabtu (08/06/2019) Tovilus (23) alias Tobi Daniel, bersama pamanya Fanyu Lunmisay, menjadi korban keganasan sang predator, saat mencari ikan nasi (teri) di muara sugai Ruata.
Usai mencari ikan, sekira pukul 15:00 Wit kedua korban hendak pulang menyebrangi sungai dengan ketinggian air setinggi dada, kedua korban langsung diserang oleh seekor buaya.
Saat menyebrangi sungai, posisi Tobi Daniel berada pada bagian depan, tiba-tiba buaya menerkam tangan kanannya yang sementara memegang karung berisi ikan.
"Saat diterkam dan mampu melepaskan diri dari gigitan sang predator ,Tobi Daniel sempat berteriak kepada pamanya Fanyu kalau ada buaya, namun terlambat. Saat itu Fanyu sempat berteriak kalau dia juga digigit sebelum buaya menyeretnya kedalam air .
Keluarga dan warga yang mendapat informasi , menuju tempat kejadian dibantu Polisi dan masyarakat Negeri Makariki, langsung melakukan pencarian untuk menemukan korban, namun hingga malam hari pencarian tidak membuahkan hasil.
Proses pencarian pada Minggu (06/06/2019) dari pagi hingga malam hari juga nihil. Jenasah baru ditemukan Senin pagi sekitar pukul 08:30 Wit.
Kejadian gigitan buaya bukan baru pertama kali terjadi, tetapi sudah berulang kali bahkan sampai menelan korban jiwa. (**)