Dilarang Berlayar, Penumpang Sabuk 43 Terantar di Tepa MBD
https://www.malukuchannelonline.com/2018/05/dilarang-berlayar-penumpang-sabuk-43.html
AMBON, Malukuchannel.com - Akibat Gelombang Besar disertai angin kencang yang melanda perairan laut arafura beberapa hari ini, KM. Sabuk 43 dilarang melanjutkan perjalan dari pelabuhan tepa, kecamatan pulau babar, kabupaten maluku barat daya (MBD) menuju kupang akibatnya, hampir seratusan penumpang dikapal itu terlantar di pelabuhan tepa.
"Kita sudah ada di Tepa sejak hari minggu tanggal 20 Mei karena kapal dilarang melanjudkan pelayaran hingga hari kamis tanggal 24 mei akibat ada informasi bahwa cuaca laut buruk," ungkap-nya. Ety Manina, salah satu penumpang tujun Kupang kepada MALUKUCHANNEL.COM dilokasi pelabuhan Tepa, Selasa (22/05/2018).
Manina tak mempersoalkan larangan dari pihak otoritas Pelabuhan setempat terkait dengan kondisi laut yang tak bersahabat, namun disayangkan kondisi penumpang kurang diperhatiakn, baik oleh pihak pengelola kapal atau pihak instansi berwewenang.
"Kita penumpang dikapal ini rata-rata semuanya pada susah, jadi kita minta kalau boleh ada jaminan untuk kita makan atau minum selama beberapa hari saat masa larangan berlayar ini, sebab perbekalan yang kita bawa sudah menipis," terang Manina.
Nahkoda KM. Sabuk 43, Raimond Hatajulu yang dikonfirmasi diatas kapal mengatakan, KM. Sabuk dilarang melanjudkan pelayaran pasca dikeluarkan warning oleh pihak BMKG lantaran cuaca laut perairan Arafura ekstrim, khususnya diperairan Kabupaten Maluku Barat Daya.
Sementara menjawab media ini soal jaminan pelayanan kepada puluhan penumpang, Perwira Kapal ini mengaku sudah kewalahan. bahkan dia mengaku tak ada persediaan dana untuk menjamin kebutuhan komsumsi para penumpang selama kapal itu berada di Pelabuhan Tepa.
Kepala Sabandar Tepa, Obed Tanwey yang dihubungi soal kebutuhan komsumsi penumpang diareal pelabuhan, tak berada ditempat sebab sementara menangani pelabuhan Kroing. sedagkan Sekertaris Camat Pulau Babar, Nawi Uniwali yang dihubungi mengaku akan meminta manifest Kapal Sabuk 43 agar diupayakan untuk menghubungi bebrapa pengusaha lokal agar dapat membantu memenuhi kebutuhan konsumsi penumpag saat itu, sebab pihaknya tak ada anggaran untuk menanggulangi kebutuhan komsumsi para penumpang.
"Sementara itu, Manager Pelni Ambon, Djasman yang dihubungi kaget dengan kondisi penumpang, karena itu dirinya langsung mengontak Nahkoda KM. Sabuk 43, R. Hutajulu dan memerintahkan untuk segera melayani kebutuhan para penumpang sehingga mereka tak ditelantarkan. bahkan staf Pelni Ambon ini langsung memarahi bawahanya lantaran sudah beberpa hari tidak melaporkan adanya larangan berlayar dari otoritas pelabuhan setemapat. (MC)
"Kita sudah ada di Tepa sejak hari minggu tanggal 20 Mei karena kapal dilarang melanjudkan pelayaran hingga hari kamis tanggal 24 mei akibat ada informasi bahwa cuaca laut buruk," ungkap-nya. Ety Manina, salah satu penumpang tujun Kupang kepada MALUKUCHANNEL.COM dilokasi pelabuhan Tepa, Selasa (22/05/2018).
Manina tak mempersoalkan larangan dari pihak otoritas Pelabuhan setempat terkait dengan kondisi laut yang tak bersahabat, namun disayangkan kondisi penumpang kurang diperhatiakn, baik oleh pihak pengelola kapal atau pihak instansi berwewenang.
"Kita penumpang dikapal ini rata-rata semuanya pada susah, jadi kita minta kalau boleh ada jaminan untuk kita makan atau minum selama beberapa hari saat masa larangan berlayar ini, sebab perbekalan yang kita bawa sudah menipis," terang Manina.
Nahkoda KM. Sabuk 43, Raimond Hatajulu yang dikonfirmasi diatas kapal mengatakan, KM. Sabuk dilarang melanjudkan pelayaran pasca dikeluarkan warning oleh pihak BMKG lantaran cuaca laut perairan Arafura ekstrim, khususnya diperairan Kabupaten Maluku Barat Daya.
Sementara menjawab media ini soal jaminan pelayanan kepada puluhan penumpang, Perwira Kapal ini mengaku sudah kewalahan. bahkan dia mengaku tak ada persediaan dana untuk menjamin kebutuhan komsumsi para penumpang selama kapal itu berada di Pelabuhan Tepa.
Kepala Sabandar Tepa, Obed Tanwey yang dihubungi soal kebutuhan komsumsi penumpang diareal pelabuhan, tak berada ditempat sebab sementara menangani pelabuhan Kroing. sedagkan Sekertaris Camat Pulau Babar, Nawi Uniwali yang dihubungi mengaku akan meminta manifest Kapal Sabuk 43 agar diupayakan untuk menghubungi bebrapa pengusaha lokal agar dapat membantu memenuhi kebutuhan konsumsi penumpag saat itu, sebab pihaknya tak ada anggaran untuk menanggulangi kebutuhan komsumsi para penumpang.
"Sementara itu, Manager Pelni Ambon, Djasman yang dihubungi kaget dengan kondisi penumpang, karena itu dirinya langsung mengontak Nahkoda KM. Sabuk 43, R. Hutajulu dan memerintahkan untuk segera melayani kebutuhan para penumpang sehingga mereka tak ditelantarkan. bahkan staf Pelni Ambon ini langsung memarahi bawahanya lantaran sudah beberpa hari tidak melaporkan adanya larangan berlayar dari otoritas pelabuhan setemapat. (MC)