Warga Keluhkan Layanan Kesehatan RSUD Haulussy
https://www.malukuchannelonline.com/2017/06/warga-keluhkan-layanan-kesehatan-rsud.html
Ambon, Maluku Channel.com - Seorang warga kota Ambon Paulin Tanasale (36) mengeluhkan pelayanan tenaga kesehatan di RSUD Dr Haulussy Ambon yang menelantarkan anak Frisco Imanuel (2,8).
"Saya terpaksa membawa pulang anak saya Frisco Imanuel dari RSUD Haulussy pada Kamis (8/6) dini hari, karena tidak diperhatikan dengan baik oleh petugas," katanya di Ambon, Kamis (8/6/2017).
Ia menjelaskan, Frisco menderita panas tinggi sehingga harus dirujuk ke RS Rabu (7/6) pukul 19.00 WIT, setibanya di RS ditangani oleh tenaga kesehatan yakni dokter jada di UGD dan didiagnosa mengalami dehidrasi akibat penyakit muntaber.
"Setelah dokter jaga memeriksa anak saya, kemudian kami diberikan resep obat dan diarahkan untuk melunasi biaya administrasi termasuk obat, selanjutnya anak saya juga diinfus oleh perawat," ujarnya.
Diakuinya, sejak tiba di RS pelayanan dari petugas sangat memuaskan karena langsung ditangani saat kondisi kesehatan anak lemah, setelah dilakukan observasi kemudian pasien dipindahkan ke ruang belakang UGD.
"Setelah dipindahkan, kondisi anak saya mengalami demam tinggi, sehingga saya meminta perawat untuk memeriksa, tetap tidak mendapat respon, kemudian saya menemui dokter jaga untuk memeriksa kondisi anak saya tetapi juga tidak mendapat respon," katanya.
Paulina menjelaskan, melihat kondisi anak yang tak kunjung membaik, dirinya menghubungi perawat untuk meminta rawat inap, sambil melakukan proses administrasi.
"Setelah mengurus proses administrasi saya menunggu proses dipindahkan ke ruangan sejak pukul 22.00 WIT tetapi hingga pukul 24.00 tidak ada satu orang petugas yang menginformasikan ke saya bahwa anak saya dapat dipindahkan atau tidak," tandasnya.
Karena tidak mendapat tanggapan petugas, Paulina kemudian menyampaikan keluhan ke salah seorang mantri yang bertugas di UGD, bukannya mendapat jawaban yang terjadi adalah perawat wanita datang membawa peralatan media dan melepaskan infus pasien.
"Saya sontak kaget dan marah kenapa saya meminta untuk rawat inap tetapi petugas malah melepas infus dari tangan anak saya, dan menyuruh saya untuk membawa pulang anak saya," kata Paulina.
Ia menegaskan, pihaknya hanya meminta pelayanan yang maksimal kepada pasien karena sejak masuk di RS bukan gratis tetapi melalui prosedur pembayaran biaya administrasi, dan ditindaklanjuti oleh tindakan pemeriksaan.
"Saya juga mau menegaskan bahwa ketika saya membawa noel ke RSUD dengan status umum bukan BPJS sehingga apa yang menjadi hak kami seharusnya diperhatikan, bukan menuntut kewajiban tetapi hak juga diperhatikan," ujarnya.
Selaku masyarakat, pihaknya meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk memperhatikan kinerja tenaga kesehatan di RSUD Dr Haulussy Ambon, jika sudah terpanggil untuk melayani masyarakat harus menerima segala komplain pelayanan dari masyarakat.
Saat ini pasien Frisco Imanuel dipindahkan dan mendapat perawatan di RS Bhakti Rahayu Ambon. (MC-G)
"Saya terpaksa membawa pulang anak saya Frisco Imanuel dari RSUD Haulussy pada Kamis (8/6) dini hari, karena tidak diperhatikan dengan baik oleh petugas," katanya di Ambon, Kamis (8/6/2017).
Ia menjelaskan, Frisco menderita panas tinggi sehingga harus dirujuk ke RS Rabu (7/6) pukul 19.00 WIT, setibanya di RS ditangani oleh tenaga kesehatan yakni dokter jada di UGD dan didiagnosa mengalami dehidrasi akibat penyakit muntaber.
"Setelah dokter jaga memeriksa anak saya, kemudian kami diberikan resep obat dan diarahkan untuk melunasi biaya administrasi termasuk obat, selanjutnya anak saya juga diinfus oleh perawat," ujarnya.
Diakuinya, sejak tiba di RS pelayanan dari petugas sangat memuaskan karena langsung ditangani saat kondisi kesehatan anak lemah, setelah dilakukan observasi kemudian pasien dipindahkan ke ruang belakang UGD.
"Setelah dipindahkan, kondisi anak saya mengalami demam tinggi, sehingga saya meminta perawat untuk memeriksa, tetap tidak mendapat respon, kemudian saya menemui dokter jaga untuk memeriksa kondisi anak saya tetapi juga tidak mendapat respon," katanya.
Paulina menjelaskan, melihat kondisi anak yang tak kunjung membaik, dirinya menghubungi perawat untuk meminta rawat inap, sambil melakukan proses administrasi.
"Setelah mengurus proses administrasi saya menunggu proses dipindahkan ke ruangan sejak pukul 22.00 WIT tetapi hingga pukul 24.00 tidak ada satu orang petugas yang menginformasikan ke saya bahwa anak saya dapat dipindahkan atau tidak," tandasnya.
Karena tidak mendapat tanggapan petugas, Paulina kemudian menyampaikan keluhan ke salah seorang mantri yang bertugas di UGD, bukannya mendapat jawaban yang terjadi adalah perawat wanita datang membawa peralatan media dan melepaskan infus pasien.
"Saya sontak kaget dan marah kenapa saya meminta untuk rawat inap tetapi petugas malah melepas infus dari tangan anak saya, dan menyuruh saya untuk membawa pulang anak saya," kata Paulina.
Ia menegaskan, pihaknya hanya meminta pelayanan yang maksimal kepada pasien karena sejak masuk di RS bukan gratis tetapi melalui prosedur pembayaran biaya administrasi, dan ditindaklanjuti oleh tindakan pemeriksaan.
"Saya juga mau menegaskan bahwa ketika saya membawa noel ke RSUD dengan status umum bukan BPJS sehingga apa yang menjadi hak kami seharusnya diperhatikan, bukan menuntut kewajiban tetapi hak juga diperhatikan," ujarnya.
Selaku masyarakat, pihaknya meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk memperhatikan kinerja tenaga kesehatan di RSUD Dr Haulussy Ambon, jika sudah terpanggil untuk melayani masyarakat harus menerima segala komplain pelayanan dari masyarakat.
Saat ini pasien Frisco Imanuel dipindahkan dan mendapat perawatan di RS Bhakti Rahayu Ambon. (MC-G)