ITB Rekomendasikan Kampus ITA Di Desa Suli
https://www.malukuchannelonline.com/2017/06/itb-rekomendasikan-kampus-ita-di-desa.html
Ambon, Maluku Channel.com - Tim pengkajian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) merekomendasikan kampus Institut Teknologi Ambon (ITA) layak dibangun di Desa Suli, pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah.
"Pertimbangan kelayakan Desa Suli ini setelah tim melakukan studi sejak 2016 dengan lokasi lainnya di Taeno dan Wayame, kecamatan Teluk Ambon serta Nania, kecamatan Baguala, kota Ambon," kata Kepala Bappeda Maluku, Anthonius Sihaloho, dikonfirmasi, Sabtu (10/6).
Dia mengemukakan, Wakil Rektor ITB Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi, Miming Miharja, telah mempresentasikan hasil studi kelayakan kepada Gubernur Maluku Said Assagaff di Ambon pada 5 Juni 2017.
"Jadi dari rekomendasi tim pengkajian ITB, maka Bappeda Maluku memprogramkan membuat rencana induk pembangunan kampus ITA," ujar Anthonius.
Rencana induk pembangunan kampus ITA itu berdasarkan arahan Gubernur Said diharapkan rampung pada Oktober 2017.
Lahan yang telah disediakan di desa Suli seluas 30 hektare.
Dia mengemukakan, mendukung kelancaran pendirian ITA, maka Pemprov Maluku telah menandatangani kesepakatan kesepemahaman (MoU) dengan ITB pada 30 Mei 2017.
Tujuannya, para dosen dari ITB nantinya bisa mengajar di Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon maupun mahasiswa kuliah di sana.
Sebelumnya, Gubernur Said menjelaskan, penandatanganan kerja sama dengan ITB menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo agar mempersiapkan SDM lebih dahulu sebagai bagian dari upaya mendirikan ITA.
"Kepala Negara mengarahkannya saat Rapat Terbatas (Ratas) kabinet di Istana Negara, Jakarta pada 21 Februari 2017 dengan mempersiapkan SDM hingga lima tahun ke depan," katanya.
Karena itu, calon mahasiswa ITA digabungkan dulu dengan Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon selama dua tahun.
"Saya sudah mengoordinasikannya dengan Rektor Unpatti Ambon, Prof.Nus Saptenno maupun Dekan Fakultas Teknik," ujar Gubernur seraya menambahkan bekerja sama juga dengan Universitas Padjajaran Bandung.
Dia mengakui, mendirikan ITA ini terinspirasi terobosan Presiden Soekarno yang bekerja sama dengan pemerintah Rusia pada 1956 untuk mendirikannya di Ambon.
"Saya telah membaca buku tentang ITA yang dirintis Presiden Soekarno dengan menyekolahkan mahasiswa asal Maluku untuk mengikuti program strata satu (S-1) maupun strata dua (S-2) di Rusia," katanya .
"Sayangnya setelah menamatkan pendidikan dan kembali ke Indonesia pada 1968/1969 ternyata kurang diberi peranan untuk mengaplikasikan ilmu mereka," ujarnya.
Padahal, saat itu pemerintah Rusia mengalokasikan anggaran 5 juta dolar AS dan peralatan untuk pengembangan ITA yang saat ini berlokasi di Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
"Saya masih sempat bertemu dengan para lulusan itu saat menjadi Kepala Bidang (Kabid) di Bappeda Maluku ," tegas Gubernur Said. (MC-G)
"Pertimbangan kelayakan Desa Suli ini setelah tim melakukan studi sejak 2016 dengan lokasi lainnya di Taeno dan Wayame, kecamatan Teluk Ambon serta Nania, kecamatan Baguala, kota Ambon," kata Kepala Bappeda Maluku, Anthonius Sihaloho, dikonfirmasi, Sabtu (10/6).
Dia mengemukakan, Wakil Rektor ITB Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi, Miming Miharja, telah mempresentasikan hasil studi kelayakan kepada Gubernur Maluku Said Assagaff di Ambon pada 5 Juni 2017.
"Jadi dari rekomendasi tim pengkajian ITB, maka Bappeda Maluku memprogramkan membuat rencana induk pembangunan kampus ITA," ujar Anthonius.
Rencana induk pembangunan kampus ITA itu berdasarkan arahan Gubernur Said diharapkan rampung pada Oktober 2017.
Lahan yang telah disediakan di desa Suli seluas 30 hektare.
Dia mengemukakan, mendukung kelancaran pendirian ITA, maka Pemprov Maluku telah menandatangani kesepakatan kesepemahaman (MoU) dengan ITB pada 30 Mei 2017.
Tujuannya, para dosen dari ITB nantinya bisa mengajar di Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon maupun mahasiswa kuliah di sana.
Sebelumnya, Gubernur Said menjelaskan, penandatanganan kerja sama dengan ITB menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo agar mempersiapkan SDM lebih dahulu sebagai bagian dari upaya mendirikan ITA.
"Kepala Negara mengarahkannya saat Rapat Terbatas (Ratas) kabinet di Istana Negara, Jakarta pada 21 Februari 2017 dengan mempersiapkan SDM hingga lima tahun ke depan," katanya.
Karena itu, calon mahasiswa ITA digabungkan dulu dengan Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon selama dua tahun.
"Saya sudah mengoordinasikannya dengan Rektor Unpatti Ambon, Prof.Nus Saptenno maupun Dekan Fakultas Teknik," ujar Gubernur seraya menambahkan bekerja sama juga dengan Universitas Padjajaran Bandung.
Dia mengakui, mendirikan ITA ini terinspirasi terobosan Presiden Soekarno yang bekerja sama dengan pemerintah Rusia pada 1956 untuk mendirikannya di Ambon.
"Saya telah membaca buku tentang ITA yang dirintis Presiden Soekarno dengan menyekolahkan mahasiswa asal Maluku untuk mengikuti program strata satu (S-1) maupun strata dua (S-2) di Rusia," katanya .
"Sayangnya setelah menamatkan pendidikan dan kembali ke Indonesia pada 1968/1969 ternyata kurang diberi peranan untuk mengaplikasikan ilmu mereka," ujarnya.
Padahal, saat itu pemerintah Rusia mengalokasikan anggaran 5 juta dolar AS dan peralatan untuk pengembangan ITA yang saat ini berlokasi di Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
"Saya masih sempat bertemu dengan para lulusan itu saat menjadi Kepala Bidang (Kabid) di Bappeda Maluku ," tegas Gubernur Said. (MC-G)