Teror Bom, DPRD Maluku Sebut Ada Pihak Ingin Kamtibmas Terganggu
https://www.malukuchannelonline.com/2017/04/teror-bom-dprd-maluku-sebut-ada-pihak.html
Ambon, Maluku Channel.com - Anggota DPRD Maluku, Herman Hattu memandang, insiden pelemparan bom rakitan yang dilakukan orang tidak dikenal di kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) serta kecamatan Saparua, kabupaten Maluku Tengah mengindikasikan masih ada pihak tertentu yang menginginkan situasi kamtibmas terganggu kembali.
"Saya menganalisa, peristiwa yang terjadi dalam waktu bersamaan pada dua tempat berbeda ini multidimensi dan bukan tidak mungkin ada pihak tertentu yang melakukannya secara coba-coba saja," katanya, di, Ambon, Kamis (20/4/2017).
Hanya saja, aksi pelemparan bahan peledak yang mengundang perhatian masyarakat ini tidak ada kaitannya dengan penyelenggaraan Pilkada serentak di dua kabupaten tersebut pada 15 Februari 2017.
Sebab proses Pilkada sudah berakhir dan telah ada penetapan KPU sehingga tinggal menunggu acara pelantikannya.
Insiden pelemparan bom yang dilakukan OTK terjadi di kecamatan Kairatu (SBB) dan perbatasan Negeri Porto - Haria pada beberapa hari lalu, meski pun ledakan itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Menurut Herman, masa depan Maluku cukup menjanjikan karena memiliki potensi kekayaan alam berupa hasil tambang, sumber daya hayato laut maupun hutan.
"Potensi ini akan menjadi perhatian pemilik modal untuk berinvestasi dengan persyaratan situasi Kamtibmas harus terjaga sehingga teror bom yang terjadi merupakan sebuah upaya provokasi untuk membuat sitasu keamanan menjadi terganggu," ujarnya.
Pengalaman konflik kemanusiaan di Maluku belasan tahun silam membuktikan tidak ada investor yang masuk ke sini, dan sekarang dalam situasi aman justru masih ada oknum tertentu yang sengaja menebarkan teror.
Saparua misalnya merupakan daerah potensi konflik dan negeri Haria dengan Porto pernah bertikai.
Namun, dia menduga aksi teror bom ini bukan dilakukan masyarakat biasa.
"Menjaga situasi Kamtibmas tetap terpelihara bukan saja menjadi tugas aparat kepolisian, tetapi semua pihak terkait bersama masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi," tandas Herman.
"Saya menganalisa, peristiwa yang terjadi dalam waktu bersamaan pada dua tempat berbeda ini multidimensi dan bukan tidak mungkin ada pihak tertentu yang melakukannya secara coba-coba saja," katanya, di, Ambon, Kamis (20/4/2017).
Hanya saja, aksi pelemparan bahan peledak yang mengundang perhatian masyarakat ini tidak ada kaitannya dengan penyelenggaraan Pilkada serentak di dua kabupaten tersebut pada 15 Februari 2017.
Sebab proses Pilkada sudah berakhir dan telah ada penetapan KPU sehingga tinggal menunggu acara pelantikannya.
Insiden pelemparan bom yang dilakukan OTK terjadi di kecamatan Kairatu (SBB) dan perbatasan Negeri Porto - Haria pada beberapa hari lalu, meski pun ledakan itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Menurut Herman, masa depan Maluku cukup menjanjikan karena memiliki potensi kekayaan alam berupa hasil tambang, sumber daya hayato laut maupun hutan.
"Potensi ini akan menjadi perhatian pemilik modal untuk berinvestasi dengan persyaratan situasi Kamtibmas harus terjaga sehingga teror bom yang terjadi merupakan sebuah upaya provokasi untuk membuat sitasu keamanan menjadi terganggu," ujarnya.
Pengalaman konflik kemanusiaan di Maluku belasan tahun silam membuktikan tidak ada investor yang masuk ke sini, dan sekarang dalam situasi aman justru masih ada oknum tertentu yang sengaja menebarkan teror.
Saparua misalnya merupakan daerah potensi konflik dan negeri Haria dengan Porto pernah bertikai.
Namun, dia menduga aksi teror bom ini bukan dilakukan masyarakat biasa.
"Menjaga situasi Kamtibmas tetap terpelihara bukan saja menjadi tugas aparat kepolisian, tetapi semua pihak terkait bersama masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi," tandas Herman.