Pemkot Ambon Akan Terima Dana Hibah Rp24 Miliar
https://www.malukuchannelonline.com/2016/08/pemkot-ambon-akan-terima-dana-hibah.html
Ambon, Maluku Channel.com Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon akan menerima dana hibah sebesar Rp24 miliar dari Pemerintah Pusat untuk pembangunan infrastruktur yang rusak pasca bencana alam.
"Dipastikan awal September 2016 kita akan menerima dana hibah sebesar Rp24 miliar dari pemerintah pusat untuk pembangunan sarana fisik yang rusak akibat bencana alam yang terjadi 16 - 18 Juli dan 29 - 1 Agustus," kata Penjabat Wali Kota Ambon, Frans Johanes Papilaya di Ambon, Senin (29/8/2016).
Ia mengatakan, setelah menerima dana hibah akan ditindaklanjuti dengan perbaikan infrastruktur, fasilitas umum dan kerusakan pemukiman warga yang rusak akibat bencana alam.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon pasca bencana alam yang terjadi 16 - 17 Juli dan 29 Juli - 1 Agustus 2016, terjadi kerusakan pemukiman masyarakat, infrastruktur dan fasilitas umum di sejumlah titik di Kota Ambon.
Sebanyak 15 kawasan di lima kecamatan mengalami bencana tanah retak, longsor dan banjir yang berdampak pada terputusnya fasilitas umum jalan dan jembatan, badan jalan dan talud yang patah.
Kerusakan pemukiman masyarakat di Kota Ambon sebanyak 160 unit rumah terancam longsor, 35 rumah rusak berat, 40 rumah rusak sedang dan 34 rumah rusak ringan.
Selain itu terdapat 14 titik rawan banjir dan genangan seperti kawasan di bantaran sungai Wai Batu Gantong, Wai Batu Gajah, Wai Tomu, Batu Merah, dan beberapa lokasi di negeri Passo. Tawiri, Waiheru, Hative Besar, dan Laha.
"Bencana banjir yang terjadi mengakibatkan 279 unit rumah terendam dan mengakibatkan 304 kepala keluarga mengungsi ke lokasi yang aman," ujarnya.
Ia mengatakan, bencana banjir dan longsor telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum, berupa longsor yang menutupi badan dan bahu jalan di 10 titik.
"Talud sungai patah di 10 titik, talud pemukiman patah di lima titik, dan kerusakan saluran drainase di beberapa titik. Bahkan juga terjadi longsor badan jalan yang menyebabkan ruas jalan yang hampir terputus di kawasan Gunung Nona kelurahan Benteng, dan desa Hunuth Durian Patah kecamatan Teluk Ambon Baguala," ujarnya.
Frans menambahkan, pasca bencana pihaknya telah melakukan upaya penanggulangan dan meminimalisir kerusakan dilakukan melalui pemberian bantuan tanggap darurat berupa makanan siap saji, kid ware, selimut dan tikar kepada warga korban bencana alam banjir dan tanah longsor.
Serta bantuan logistik dan peralatan pembersihan longsor berupa terpal, karung plastik, gerobak, sekop, mantel hujan, sepatu lars dan sarung tangan.
"Dipastikan awal September 2016 kita akan menerima dana hibah sebesar Rp24 miliar dari pemerintah pusat untuk pembangunan sarana fisik yang rusak akibat bencana alam yang terjadi 16 - 18 Juli dan 29 - 1 Agustus," kata Penjabat Wali Kota Ambon, Frans Johanes Papilaya di Ambon, Senin (29/8/2016).
Ia mengatakan, setelah menerima dana hibah akan ditindaklanjuti dengan perbaikan infrastruktur, fasilitas umum dan kerusakan pemukiman warga yang rusak akibat bencana alam.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon pasca bencana alam yang terjadi 16 - 17 Juli dan 29 Juli - 1 Agustus 2016, terjadi kerusakan pemukiman masyarakat, infrastruktur dan fasilitas umum di sejumlah titik di Kota Ambon.
Sebanyak 15 kawasan di lima kecamatan mengalami bencana tanah retak, longsor dan banjir yang berdampak pada terputusnya fasilitas umum jalan dan jembatan, badan jalan dan talud yang patah.
Kerusakan pemukiman masyarakat di Kota Ambon sebanyak 160 unit rumah terancam longsor, 35 rumah rusak berat, 40 rumah rusak sedang dan 34 rumah rusak ringan.
Selain itu terdapat 14 titik rawan banjir dan genangan seperti kawasan di bantaran sungai Wai Batu Gantong, Wai Batu Gajah, Wai Tomu, Batu Merah, dan beberapa lokasi di negeri Passo. Tawiri, Waiheru, Hative Besar, dan Laha.
"Bencana banjir yang terjadi mengakibatkan 279 unit rumah terendam dan mengakibatkan 304 kepala keluarga mengungsi ke lokasi yang aman," ujarnya.
Ia mengatakan, bencana banjir dan longsor telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum, berupa longsor yang menutupi badan dan bahu jalan di 10 titik.
"Talud sungai patah di 10 titik, talud pemukiman patah di lima titik, dan kerusakan saluran drainase di beberapa titik. Bahkan juga terjadi longsor badan jalan yang menyebabkan ruas jalan yang hampir terputus di kawasan Gunung Nona kelurahan Benteng, dan desa Hunuth Durian Patah kecamatan Teluk Ambon Baguala," ujarnya.
Frans menambahkan, pasca bencana pihaknya telah melakukan upaya penanggulangan dan meminimalisir kerusakan dilakukan melalui pemberian bantuan tanggap darurat berupa makanan siap saji, kid ware, selimut dan tikar kepada warga korban bencana alam banjir dan tanah longsor.
Serta bantuan logistik dan peralatan pembersihan longsor berupa terpal, karung plastik, gerobak, sekop, mantel hujan, sepatu lars dan sarung tangan.