Loading...

Lingkungan Gunung Botak Sudah Tercemar Merkuri

Ilustrasi
AMBON, Malukuchannel.com - Pencemaran lingkungan di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru semakin menjadi-jadi. Kondisi ini sudah menjadi perhatian serius masyarakat setempat.

Pasalnya, dalam seminggu diketahui sebanyak empat ekor hewan ternak kerbau yang mati akibat meminum air bekas limbah, yang diduga mengandung merkuri dan sianida.

Anggota DPRD Maluku asal Buru, Ikram Umasugi mengatakan, dengan kematian hewan ternak menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar Gunung Botak, terlebih khusus ditempat pembuangan limbah Sungai Anahoni sangat tidak nyaman dan menjadi ancaman bagi masyarakat setempat. Senin (12/03/2018).

Dia mendesak Pemprov Maluku untuk segera memberikan keputusan kongkrit menyikapi kondisi yang ada. Jangan terlalu banyak kajian, yang pada akhirnya merugikan masyarakat. "Pemerintah harus memberikan penjelasan riil. Jangan hanya membuat kajian padahal hasilnya bohong. Mana janji Pemprov yang mau diadakan penutupan. Saya kira dengan kasus kematian hewan ini sudah menjadi contoh, bahwa lingkungan di Gunung Botak semakin rawan, bukan lagi seperti biasanya, karena sudah tercemar merkuri," ujar Ikram.

Menurut dia, pemerintah jangan hanya memikirkan kepentingan elit, tanpa memperdulikan nasib masyarakat kecil yang saat ini trauma dengan kematian hewan tersebut. Parahnya lagi, lanjut dia, masyarakat sudah mulai khawatir mengkonsumsi daging. Apalagi ternak yang terpelihara disekitar Sungai Anahoni.
"Yang jelas masyarakat trauma dengan kondisi seperti ini. Lingkungan sudah tidak lagi menjamin kesehatan masyarakat hari ini dan kedepannya nanti. Sudah begitu pemerintah masih tetap acuh, dengan alasan masih menunggu itu, dan menunggu ini. Bagi saya Gunung Botak harus ditutup dari semua aktifitas dengan kondisi seperti ini," tegas Ikram.

Wakil rakyat dapil Kabupaten Buru lainnya, Murniati Hentihu mengaku miris dengan kondisi lingkungan yang terjadi saat ini di Gunung Botak. Dia berharap segera disikapi pemerintah. Karena ini menyangkut dengan lingkungan yang bisa mengancam kehidupan masyarakat di kabupaten itu.

Menurut dia, persoalan lingkungan di Gunung Botak, bukan hal yang baru terjadi hari ini, tetapi sudah beberapa tahun belakangan. Namun pemerintah masih berupaya untuk melakukan kajian-kajian, yang sampai ini belum ada titik temunya. Apakah dilakukan penutupan, atau sebaliknya dibuka, tetapi dengan sistem penanganan yang ramah lingkungan.

"Kalau kita melihat situasi yang ada saat ini sangat kasihan sekali. Jika kondisi tersebut, terus seperti itu bagimana nasib masyarakat Buru kedepan. Kita berharap agar ada perhatian khusus dari Pemprov Maluku maupun Pemkab Buru terhadap masalah ini. Sebab lingkungan yang ada benar-benar sudah terancam," ujar Hentihu.

Anggota Komisi D DPRD Maluku ini mengaku, berdasarkan laporan masyarakat Kecamatan Lolonguba, mereka menolak bantuan hewan ternak karena takut terjadi kasus yang sama dengan kematian empat ekor kerbau baru-baru ini.

"Mereka ini mau diberikan bentuan hewan ternak. Tetapi ditolak, katanya mau dipelihara kemana, lingkunganya sudah tidak bisa digunakan untuk pelihara ternak. Banyak limbah yang sudah terdampar dibawa air dari Sungai Anahoni ke lokasi peliharaan ternak. Mendengar penjelasan ini, saya merasa kasihan sekali dengan kondisi lingkungan kita saat ini ," tutupnya. (MC)
Aneka 5104273657964248080

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

IKLAN

ORGANISASI PROFESI

TRENDING TOPIC