Dikbud Maluku: Full Day School Tergantung Hasil Kajian
https://www.malukuchannelonline.com/2016/08/dikbud-maluku-full-day-school.html
Ambon, Maluku Channel.com Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Saleh Thio menyatakan, penerapan sistem sekolah sehari penuh (full day school) tergantung hasil kajian.
"Wacana Mendikbud Muhadjir Efenddy itu tergantung hasil kajian. Apalagi, saat ini marak pernyataan yang menolak penerapannya, makanya di Maluku masih menunggu hasil kajian," katanya di Ambon, Rabu (10/8/2016).
Menurut dia, saat ini, pengembangan pendidikan di Maluku masih terbentur berbagai keterbatasan, sehingga berdasarkan evaluasi belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dia mengatakan, Maluku dengan 1.340 pulau, yang 92,4 persen dari wilayahnya seluas 712.480 km2 adalah laut, menghadapi kendala ketersediaan transportasi.
Begitu pula, penerapan informasi teknologi yang seharusnya sudah menerapkan pendaftaran siswa baru dengan sistem dalam jaringan (online), ternyata belum berlaku di sembilan kabupaten dan dua kota sehubungan jangkauan pelayanan listrik PT PLN (Persero) masih terbatas.
Selain itu, 8.000 lebih dari 31.000 guru di Maluku belum berstatus PNS, sehingga pengembangan pendidikan belum optimal.
"Jadi kajian antara lain psikologis, standar hidup dan lainnya menjadi pertimbangan untuk penerapan sistem 'full day school'," ujar Saleh.
Karena itu, dia mengimbau para orang tua maupun siswa, terutama SD dan SMP agar tidak terlalu memikirkan rencana penerapan "full day school" karena masih membutuhkan pengkajian yang sistematis.
"Saya mengikuti pemberitaan media massa maupun media sosial (medsos) yang melansir pernyataan Mendikbud bahwa kemungkinan bisa saja dibatalkan," kata Saleh.
Sebelumnya, Muhadjir Effendy mengatakan kementeriannya akan membatalkan rencana "full day school" tingkat dasar dan menengah pertama jika masyarakat keberatan.
Sistem yang akan memperpanjang jam sekolah itu bertujuan memperpendek waktu di luar sekolah.
Dengan waktu panjang di sekolah, siswa mendapat tambahan jam untuk belajar pendidikan karakter dan budi pekerti dari para guru.
"Jika memang belum dapat dilaksanakan, saya akan menarik rencana itu dan mencari pendekatan lain," kata Muhadjir.
"Wacana Mendikbud Muhadjir Efenddy itu tergantung hasil kajian. Apalagi, saat ini marak pernyataan yang menolak penerapannya, makanya di Maluku masih menunggu hasil kajian," katanya di Ambon, Rabu (10/8/2016).
Menurut dia, saat ini, pengembangan pendidikan di Maluku masih terbentur berbagai keterbatasan, sehingga berdasarkan evaluasi belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dia mengatakan, Maluku dengan 1.340 pulau, yang 92,4 persen dari wilayahnya seluas 712.480 km2 adalah laut, menghadapi kendala ketersediaan transportasi.
Begitu pula, penerapan informasi teknologi yang seharusnya sudah menerapkan pendaftaran siswa baru dengan sistem dalam jaringan (online), ternyata belum berlaku di sembilan kabupaten dan dua kota sehubungan jangkauan pelayanan listrik PT PLN (Persero) masih terbatas.
Selain itu, 8.000 lebih dari 31.000 guru di Maluku belum berstatus PNS, sehingga pengembangan pendidikan belum optimal.
"Jadi kajian antara lain psikologis, standar hidup dan lainnya menjadi pertimbangan untuk penerapan sistem 'full day school'," ujar Saleh.
Karena itu, dia mengimbau para orang tua maupun siswa, terutama SD dan SMP agar tidak terlalu memikirkan rencana penerapan "full day school" karena masih membutuhkan pengkajian yang sistematis.
"Saya mengikuti pemberitaan media massa maupun media sosial (medsos) yang melansir pernyataan Mendikbud bahwa kemungkinan bisa saja dibatalkan," kata Saleh.
Sebelumnya, Muhadjir Effendy mengatakan kementeriannya akan membatalkan rencana "full day school" tingkat dasar dan menengah pertama jika masyarakat keberatan.
Sistem yang akan memperpanjang jam sekolah itu bertujuan memperpendek waktu di luar sekolah.
Dengan waktu panjang di sekolah, siswa mendapat tambahan jam untuk belajar pendidikan karakter dan budi pekerti dari para guru.
"Jika memang belum dapat dilaksanakan, saya akan menarik rencana itu dan mencari pendekatan lain," kata Muhadjir.